Skrining Tumbuh Kembang anak

Jadwal Operasional Klinik

Senin – Minggu
08.00 – 18.00 WIB

Selamat datang di website Klinik Tumbuh Kembang (KTK) Ruwivito Harun Evasari (RHE)

KTK RHE juga melayani pemeriksaan bayi dan anak yang menurut orangtua “tidak bermasalah” atau “baik-baik saja” (tanpa ada keluhan/gejala), atau orangtua yang antusias ingin mengetahui tumbuh kembang anaknya. Kegiatan pemeriksaan ini disebut Skrining Tumbuh Kembang.

 

Keuntungan Screening Tumbuh Kembang Anak

Dapat menemukan / deteksi secara dini gangguan tumbuh kembang sehingga dapat ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan.1

Skrining ini penting, karena angka kejadian gangguan perkembangan anak cukup tinggi, sedangkan orangtua kurang menyadarinya. Menurut penelitian, angka kejadian (prevalensi) gangguan perkembangan pada anak balita di Indonesia  sebesar 30% di pedesaan dan 19% di perkotaan, dan gangguan perkembangan bicara dan bahasa merupakan aspek  perkembangan yang paling banyak (66% di pedesaan dan 58% di perkotaan).2

 

Skrining tumbuh kembang bermanfaat karena merupakan:

Awal kehidupan anak, yaitu terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak (mulai dari konsepsi/pembuahan sampai usia anak 2 tahun), merupakan periode kritis / golden period / jendela kesempatan (window of opportunity), pada masa ini plastisitas otak anak tinggi, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk stimulasi/pemulihan.

Bila pemulihan dilakukan lebih awal, tumbuh kembang anak diharapkan dapat berlangsung seoptimal mungkin.

Orangtua dapat dilibatkan dalam memantau perkembangan anaknya3, dengan bimbingan petugas kesehatan.

 

Siapa saja yang dilakukan skrining perkembangan ?

Semua anak, terutama bayi/anak yang mempunyai “risiko tinggi” untuk gangguan perkembangan antara lain : lahir prematur / lahir kurang bulan, lahir dengan berat lahir rendah, mengalami sindroma sesak napas, infeksi, kadar gula yang turun, kejang.4  

 

Kapan dilakukan skrining perkembangan ?

Kemenkes RI menganjurkan mulai usia 3 bulan,5 bila bayi risiko tinggi dapat dilakukan lebih awal, seperti usia 1bulan atau 2 bulan.

 

Apa yang dipantau melalui skrining tumbuh kembang anak ?

Ada 3 hal yang dideteksi/ ditemukan, yaitu :

  1. Menemukan secara dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu menemukan  status gizi  kurang atau buruk  dan pertambahan lingkar kepala yang tidak normal.6
    • Pertumbuhan normal
    • Biasanya berat badan 2 kali berat lahir pada usia 4 bulan
    • Berat badan 3 kali berat lahir pada usia 12 bulan.7
    • Masa prasekolah, kenaikan berat badan rata-rata adalah 2 kg/tahun.8
    • Pertambahan panjang badan :
    • Bertambah 25 cm pada usia 1 tahun
    • Bertambah 12 cm pada tahun kedua7
    • Tinggi badan rata-rata umur 4 tahun : 2 kali panjang lahir.8
    • Lingkar kepala
    • Bertambah rata-rata 1cm/bulan pada 1 tahun pertama ( 2 cm/bulan selama 3 bulan pertama, 1 cm/bulan selama 3 bulan kedua, selanjutnya 0,5 cm/bulan pada 6 bulan)
    • Bertambah 2 cm pada akhir tahun kedua dan mencapai 80% dari ukuran dewasa.7
  2. Menemukan secara dini penyimpangan perkembangan anak
    Seperti terlambat bicara
  3. Menemukan secara dini penyimpangan mental emosional anak. 
    Agar masalah mental emosional  dapat segera ditindak-lanjuti, misalnya Autis, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.6

 

 

Mengapa skrining perkembangan tetap dilakukan pada anak  “normal” ?

Karena proses tumbuh kembang anak merupakan proses berkesinambungan dan dalam perjalanannya dapat mengalami gangguan. Karenanya perlu pemantauan tumbuh kembang secara berkala. 

Di KTK RHE, skrining tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak, bila tumbuh kembang anak normal, tetap harus dipantau dalam periode tertentu ( tiap 3 bulan untuk anak usia dibawah 2 tahun, dan tiap 6 bulan untuk anak usia diatas 2 tahun6) dan orangtua akan diedukasi cara-cara stimulasi anak agar tumbuh kembangnya anak seoptimal mungkin. Bila ditemukan gangguan tumbuh kembang, akan ditindaklanjuti, baik dengan terapi tertentu ataupun evaluasi dengan tim yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis kesehatan fisik rehabilitasi dan psikolog perkembangan anak.

 

Penulis

Dr. Jenni K. Dahliana, Sp.A(K)

( Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di KTK RHE )

 

 

Rujukan

1.Soedjatmiko. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang Balita. Sari Pediatri. 2001;3(3): 175-88.

2.Fadlyana E, Alisyahbana A, Nelwan I, Noor M, Selly, Sofiatin Y. Pola keterlambatan perkembangan Balita di daerah perkotaan dan pedesaan Bandung, serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Sari Pediatri. 2003; 44:168-75.

3.Soetjiningsih. Skrining dan pemantauan perkembangan Anak. Dalam:  Soetjiningsih,  Ranuh IGNG, penyunting, Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2015. h.168 – 177.

Eastman DL. High Risk infant Follow-up Program. Diunduh dari : http://www.uichildrens.org/

5.Pendahuluan. Dalam : Kementerian Kesehatan R.I. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta,2010, h.1-3.

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Dalam : Kementerian Kesehatan R.I. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta,2010, h.40-74.

7.Puntis JWL. Clinical Evaluation and Anthropometry. Dalam Koletzko B, penyunting.  Pediatric Nutrition in Practice. Basel:  Karger, 2008. h.6-12.

8.Soetjiningsih.Tumbuh Kembang Normal Pada Anak. Dalam: Soetjiningsih, Ranuh IGNG, penyunting. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2015.h.98-111.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Pelayanan dari hati demi optimalnya tumbuh kembang buah hati Anda

Klinik Ruwivito Harun Evasari

Jam Operasional Klinik

Back To Top
© 2024 · Klinik RHE
Hubungi Kami