Toxic Positivity? Apakah Berbahaya untuk Anak? Ini Penjelasannya!

Jadwal Operasional Klinik

Senin – Minggu
08.00 – 18.00 WIB

Pernah tidak, Anda mendengar kalimat seperti “Jangan sedih, harus tetap semangat!” atau “Tenang saja, semuanya pasti akan baik-baik saja, kok” ketika sedang menghadapi masalah? Kalimat-kalimat ini terdengar positif, tapi ternyata bisa jadi bentuk dari toxic positivity

Fenomena ini semakin sering kita temui di era sekarang, terutama di media sosial. Tidak hanya orang dewasa yang rentan mengalaminya, tetapi anak-anak pun bisa terkena dampaknya. Meski niatnya baik, namun terlalu memaksakan “positif” bisa berujung pada stres bahkan gangguan mental. 

Tapi, apa sebenarnya toxic positivity ini, dan bagaimana bisa berdampak negatif pada anak-anak? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa Itu Toxic Positivity?

Istilah yang satu ini menunjukkan bahwa seseorang selalu mengesampingkan berbagai emosi negatif seperti sedih, kecewa, takut, dan lain sebagainya meskipun sedang dalam kondisi buruk. Meskipun diawali dengan niat positif, namun jika berlebihan akan berdampak buruk.

Seorang anak yang selalu mengesampingkan emosi negatifnya, lama kelamaan akan mengabaikan fakta bahwa dirinya sedang dalam kesulitan atau tekanan tertentu. Hal ini bisa seperti bom waktu yang akan meledak kapan saja karena sudah tidak kuat menahan emosi negatif yang diabaikan. 

Kapan Dianggap Berbahaya untuk Anak?

Orang tua menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya. Ketika orang tua memiliki sikap mengesampingkan berbagai emosi negatif dengan dalih untuk kebaikan, maka bisa saja berbahaya untuk anak.

Nah, ada beberapa momen berbahaya bagi anak ketika orang tuanya abai dengan emosi negatif, yaitu:

  • Mengajarkan Kesedihan dan Kemarahan Merupakan Hal Buruk

Marah atau sedih merupakan emosi negatif yang bisa muncul kapan saja selama individu tersebut hidup. Jika orang tua mengesampingkan emosi marah dan sedih, maka mereka akan mengajarkan hal tersebut pada anak. Akhirnya, anak akan kesulitan mengekspresikan perasaan marah dan sedihnya.

  • Tidak Ada Toleransi Terhadap Kegagalan

Orang tua yang mengesampingkan emosi negatif biasanya akan menuntut anaknya untuk menjadi sempurna dan tidak mentoleransi kegagalan. Akhirnya, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang terlalu perfeksionis dan egois.

Dampak bagi Anak

Jika anak sudah terpapar dengan didikan orang tua yang selalu mengesampingkan emosi negatifnya, maka dampak yang mungkin terjadi adalah:

  • Kesulitan mengungkapkan emosi
  • Anxiety disorder
  • Post traumatic disorder
  • Rendah diri
  • Mengabaikan kondisi buruk yang terjadi di sekitarnya

Apa yang Harus Dilakukan jika Anak Mengalami Gangguan Mental?

Beberapa dampak dari toxic positivity di atas sebagian besar berhubungan dengan kondisi mental anak. Jika dirasa anak mengalami gangguan mental, maka Anda bisa melakukan beberapa hal berikut.

  • Menemui Psikolog

Jika anak mengalami gangguan mental, sebaiknya segera menemui psikolog untuk konsultasi. Dengan demikian, kondisi mental anak bisa segera membaik.

  • Melakukan Terapi

Apabila diperlukan terapi terkait kondisi mental anak secara lebih lanjut, maka sebaiknya lakukan terapi dengan terapis yang berpengalaman dan bersertifikasi mengenai tumbuh kembang anak.

Jadi, toxic positivity memang terlihat seperti hal yang positif di permukaan, tetapi jika dipaksakan, terutama pada anak-anak, bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental mereka. Setiap emosi, baik itu bahagia, sedih, atau marah, memiliki perannya masing-masing dalam perkembangan anak. Penting bagi orang tua untuk memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan seluruh emosi mereka dengan sehat, bukan malah menekan atau mengabaikannya.

Jika Anda merasa anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi atau bahkan menunjukkan tanda-tanda gangguan mental akibat ini, jangan ragu untuk menemui psikolog anak atau melakukan terapi di Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE.

Kami memahami betapa pentingnya kesehatan mental anak dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anak tumbuh dengan emosi yang seimbang. Tim dokter spesialis tumbuh kembang, psikolog dan terapis profesional kami siap membantu anak Anda untuk melalui setiap tantangan, baik itu masalah perkembangan emosi maupun mental. 

Yuk, segera kunjungi Klinik RHE dan konsultasikan kondisi si kecil bersama kami!

Referensi

The Impact of Toxic Positivity In Parenting On Children’s Well-Being, International British School of Bucharest.

Toxic Positivity: How It Relates to Unhealthy Relationships, Gaba, S. Psychology Today.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *