Tingkatan Autisme pada Anak, Ini Skala dan Penanganannya

Jadwal Operasional Klinik

Senin – Minggu
08.00 – 18.00 WIB

Pernahkah Anda mendengar istilah spectrum autism? Istilah ini bukan sekadar tren atau label, melainkan cara kita memahami bahwa setiap anak dengan autisme memiliki pengalaman yang berbeda-beda, unik dan spesial. Ada yang mungkin hanya butuh sedikit dukungan untuk beradaptasi, ada juga yang perlu perhatian lebih intensif.

Nah, kali ini kami akan membahas tentang tingkatan autisme pada anak, bagaimana skala diagnosisnya bekerja, serta langkah-langkah penanganan yang tepat. Yuk, kenali lebih dalam agar bisa memberikan dukungan terbaik untuk si kecil.

Skala dan Tingkatan Autisme pada Anak

Autisme biasanya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yang menunjukkan seberapa banyak bantuan yang dibutuhkan anak dalam aktivitas sehari-hari. Skala ini dikenal sebagai Autism Spectrum Disorder (ASD) dan dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. Level 1

Di level ini, anak dengan autisme biasanya punya sedikit tantangan dalam komunikasi dan interaksi sosial, tapi ia masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.

  • Karakteristik

Anak di tingkatan autisme ini umumnya bisa berbicara dan berinteraksi, meskipun terkadang cukup kikuk. Misalnya, ia mungkin kesulitan mempertahankan percakapan panjang atau bingung memahami bahasa tubuh orang lain. Gejalanya cenderung ringan, tapi tetap butuh perhatian agar perkembangannya lebih optimal.

  • Penanganan

Biasanya, anak disarankan mengikuti terapi perilaku kognitif dan terapi sosial. Program ini membantu anak lebih paham cara berinteraksi, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan belajar beradaptasi di situasi sosial. Dengan terapi yang tepat, anak bisa lebih lancar mengekspresikan perasaan dan berhubungan dengan lingkungan sekitar.

2. Level 2

Nah, jika di level 2, anak-anak membutuhkan lebih banyak dukungan, terutama untuk aktivitas sehari-hari dan keterampilan sosialnya.

  • Karakteristik

Anak di level 2 biasanya punya kesulitan yang lebih mencolok dalam komunikasi. Ia bisa terlihat kaku, cenderung mengulang-ulang perilaku tertentu, dan tidak nyaman saat rutinitasnya berubah. Terkadang, masalah sensorik juga muncul, misalnya jadi sangat sensitif terhadap suara bising atau tekstur tertentu.

  • Penanganan

Pendekatan yang direkomendasikan meliputi terapi okupasi, terapi bicara, dan terapi sensorik. Terapi okupasi membantu anak lebih mandiri dalam aktivitas harian, sementara terapi bicara fokus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Jika ada masalah sensorik, terapi sensorik bisa membantu anak lebih nyaman dan beradaptasi di lingkungan yang berbeda.

3. Level 3

Anak di tingkatan autisme level 3 perlu dukungan yang intensif dan berkelanjutan karena tantangannya yang lebih besar, terutama dalam komunikasi dan interaksi sosial.

  • Karakteristik

Anak di level 3 biasanya punya kesulitan berat dalam mengekspresikan diri dan merespons orang lain. Ia cenderung menarik diri dari lingkungan, menunjukkan perilaku berulang yang berlebihan, dan sulit beradaptasi dengan perubahan. Di beberapa kasus, anak mungkin tidak bisa berbicara (non-verbal) atau kemampuan bicaranya sangat terbatas.

  • Penanganan

Untuk level ini, terapi yang diperlukan lebih intensif dan spesifik. Fokus utamanya adalah terapi perilaku, terapi bicara, dan dukungan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pendekatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak agar bisa memahami isyarat sosial, mengurangi perilaku repetitif, dan meningkatkan kemampuan adaptasi dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, itulah penjelasan tentang tingkatan autisme pada anak, mulai dari level 1 hingga level 3, lengkap dengan karakteristik dan cara penanganannya. Setiap anak dengan autisme memang unik dan punya kebutuhan yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah memahami anak dengan sabar dan memberikan dukungan yang sesuai agar perkembangannya bisa optimal.

Jika Ayah dan Bunda merasa butuh panduan lebih lanjut, Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE siap menyediakan sousi terbaik. Kami menyediakan layanan terapi lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan si kecil. Mulai dari terapi sensori integrasi, fisioterapi, hingga terapi wicara. Ada juga okupasi terapi dan juga terapi perilaku yang nyaman dan menenangkan. Bahkan, untuk anak dengan kebutuhan alat bantu, kami menyediakan layanan orthotic prostetis yang dirancang khusus untuk mendukung fungsinya.

Yuk, jangan ragu untuk konsultasi langsung. Setiap langkah kecil yang kita berikan bisa berarti besar untuk masa depan anak.

Referensi 

The Autism Diagnostic Observation Schedule, Second Edition (ADOS-2): Manual

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), American Psychiatric Association.

Long-Term Outcome in Individuals with Autism Spectrum Disorders, Journal of Child Psychology and Psychiatry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *