Pernah merasa khawatir karena si kecil belum juga lancar bicara, sementara teman sebayanya sudah mulai cerewet? Tenang, setiap anak punya perkembangan yang berbeda. Tapi, jika si kecil terlihat jauh tertinggal dalam kemampuan berbicara, bisa jadi ini adalah tanda anak speech delay.
Sebagai orang tua, wajar jika Anda merasa cemas dan bertanya-tanya, “Normal tidak, ya?” atau “Perlu terapi tidak, ya?” Nah, kabar baiknya, keterlambatan bicara bisa diatasi, asal ditangani dengan cara yang tepat. Tapi sebelum itu, yuk, kenali tanda-tanda speech delay lalu cari tahu bagaimana terapi wicara bisa membantu anak berbicara lebih lancar.
Tanda-Tanda Anak Alami Speech Delay
Tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yang sama, termasuk dalam hal bicara. Ada yang cepat cerewet, ada juga yang perlu waktu lebih lama untuk mulai mengucapkan kata-kata. Yuk, kenali beberapa tanda speech delay agar bisa segera memberikan stimulasi yang tepat.
1. Anak Jarang Mengeluarkan Suara atau Terlambat Bersuara
Sejak bayi, anak biasanya mulai mengoceh dengan suara seperti “ahh” atau “ooh.” Jika di usia 6 bulan si kecil masih sangat pendiam dan tidak mulai babbling (celoteh bayi), ini bisa jadi tanda awal keterlambatan bicara. Apalagi jika sampai usia 12 bulan belum juga ada kata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa.”
Menurut studi dari American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), anak yang terlambat bersuara bisa punya risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bahasa di kemudian hari. Jadi, penting sekali untuk terus menstimulasi si kecil sejak dini.
2. Kosakata Anak Terbatas Sesuai Usianya
Di usia 18 bulan, anak biasanya sudah bisa menyebut sekitar 20 kata, dan saat menginjak 2 tahun, kosakatanya bisa lebih dari 50 kata. Jika di usia tersebut anak masih kesulitan menggabungkan dua kata sederhana, misalnya “mau susu” atau “ambil bola,” mungkin ada tanda-tanda speech delay.
Anak dengan kosakata yang minim juga sering kesulitan memahami perintah sederhana, yang nantinya bisa berdampak pada interaksi sosialnya. Jadi, jika si kecil lebih sering menunjuk sesuatu tanpa mencoba menyebutkan namanya, coba berikan stimulasi lebih sering.
3. Sulit Memahami dan Mengikuti Instruksi
Coba beri perintah sederhana seperti “ayo duduk” atau “ambil mainanmu.” Jika si kecil sering kebingungan atau tidak merespons meskipun sudah diulang beberapa kali, bisa jadi ada masalah dalam pemahaman bahasanya.
Riset dalam Journal of Speech, Language, and Hearing Research menemukan bahwa anak speech delay sering kali juga mengalami kesulitan memahami bahasa. Hal ini bisa berpengaruh pada keterampilan sosial dan akademiknya di masa depan.
4. Jarang Menggunakan Gestur saat Berkomunikasi
Sebelum bisa bicara, anak biasanya menggunakan gestur seperti menunjuk, melambaikan tangan, atau mengangguk sebagai cara berkomunikasi. Jika di usia 12 bulan si kecil masih jarang melakukan hal ini, ada kemungkinan keterlambatan dalam perkembangannya.
Gestur adalah tahap awal komunikasi sebelum anak mulai berbicara. Jika si kecil tidak banyak menggunakan gestur, bisa jadi ini tanda ia memerlukan stimulasi tambahan agar perkembangannya lebih optimal.
Cara Mengatasinya dengan Terapi Wicara
Jika anak menunjukkan tanda-tanda keterlambatan bicara, jangan panik dulu. Terapi wicara bisa jadi solusi yang tepat untuk membantu si kecil berbicara lebih lancar. Yuk, kita bahas caranya.
1. Konsultasi dengan Ahli
Langkah pertama, ajak anak ke tim dokter ahli tumbuh kembang untuk evaluasi perkembangan. Tim dokter akan mengecek perkembangan bicara, melihat apakah ada masalah di organ bicara, dan mencari tahu penyebab keterlambatannya. Jika ada faktor lain seperti gangguan pendengaran atau autisme, terapi bisa disesuaikan supaya lebih efektif.
2. Latihan Bicara yang Fun
Biasanya, anak speech delay perlu latihan fonetik dan artikulasi supaya bisa mengucapkan kata-kata lebih jelas. Misalnya, jika si kecil kesulitan ngomong “r” atau “s,” terapis akan memberi latihan khusus untuk melatih lidah dan mulutnya. Semua dilakukan dengan cara yang menyenangkan supaya anak tidak merasa terbebani.
3. Mengobrol & Main Bareng di Rumah
Selain terapi, stimulasi dari orang tua juga penting. Coba sering ajak anak mengobrol, membacakan buku, atau main sambil menyebutkan nama benda di sekitarnya. Penelitian dari NIDCD menunjukkan bahwa anak yang sering diajak mengobrol punya perkembangan bicara yang lebih baik. Jadi, makin banyak interaksi, makin cepat anak berkembang.
4. Belajar Lewat Musik dan Permainan
Anak-anak lebih cepat belajar jika dibuat seru. Lagu-lagu anak bisa membantu mereka mengingat kosakata baru, dan permainan interaktif seperti bermain peran bisa melatih kemampuan komunikasinya. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak akan lebih termotivasi untuk berbicara.
Nah, intinya, jika si kecil menunjukkan tanda-tanda speech delay, jangan langsung khawatir. Setiap anak punya ritme perkembangannya sendiri. Tapi, jika memang terlihat ada keterlambatan, terapi wicara dan stimulasi yang tepat bisa membantu anak berbicara lebih lancar.
Untuk mendapatkan penanganan terbaik, Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE siap membantu dengan layanan terapi wicara yang dilakukan oleh terapis berpengalaman. Selain itu, kami juga menyediakan berbagai terapi lain untuk mendukung perkembangan anak, seperti terapi sensori integrasi, okupasi terapi, fisioterapi, dan terapi perilaku.
Jadi, jangan ragu untuk konsultasi dengan kami! Bersama, kita bantu si kecil tumbuh dan berkembang dengan lebih optimal.
Referensi:
Speech and Language Developmental Milestones, American Speech-Language-Hearing Association (ASHA).
Language Disorders from Infancy through Adolescence by Paul, R, Elsevier Health Sciences.