Pernah tidak, Anda takjub melihat si kecil yang dulu hanya bisa berbaring, tiba-tiba sudah bisa merangkak, berjalan, bahkan berlari ke sana kemari? Perkembangan motorik anak memang seru untuk diikuti. Dari genggaman mungilnya yang mulai kuat, hingga langkah pertamanya yang membuat deg-degan, semuanya adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang penting.
Nah, supaya semakin paham, yuk ketahui lebih dalam bagaimana tahapan perkembangan anak dalam hal motoriknya dari usia dini. Dengan mengetahui ini, Anda bisa lebih siap mendukung si kecil di setiap fase pertumbuhannya.
Tahapan Perkembangan Motorik Anak Berdasarkan Usia
Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang unik, tapi ada pola umum yang bisa jadi acuan. Nah, supaya tidak bingung, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Usia 0–6 Bulan
Di fase ini, bayi masih banyak mengandalkan refleks bawaan, seperti menggenggam jari orang tua saat disentuh. Tapi perlahan, mereka mulai belajar mengangkat kepala saat tengkurap, menggerakkan tangan dan kaki dengan lebih terkontrol, hingga akhirnya bisa berguling sendiri di usia lima atau enam bulan.
Nah, untuk membantu si kecil, Anda bisa lebih sering memberi tummy time dan mainan yang bisa diraihnya dengan mudah.
2. Usia 6–12 Bulan
Mulai usia enam bulan, bayi biasanya sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan. Lalu, sekitar usia delapan hingga sepuluh bulan, si kecil sudah mulai merangkak dan mencoba berdiri dengan berpegangan.
Nah, menjelang usia satu tahun, jangan kaget jika si kecil sudah mulai berani melangkah sambil berpegangan. Anda bisa membantu mereka dengan memberikan ruang yang aman dan mainan yang bisa merangsang gerak aktifnya.
3. Usia 1–2 Tahun
Di usia 1-2 tahun, anak mulai belajar berjalan, meski awalnya masih sedikit goyah. Tapi seiring waktu, mereka semakin percaya diri, mulai bisa berlari kecil, menaiki tangga dengan bantuan, bahkan melempar bola ke arah tertentu.
Supaya si kecil bisa semakin lancar berjalan, Anda bisa sering-sering mengajaknya bermain di luar ruangan, supaya mereka lebih bebas bergerak.
4. Usia 2–3 Tahun
Anak usia 2-3 tahun biasanya sudah bisa memanjat, melompat, dan menendang bola dengan lebih baik. Selain itu, keterampilan tangan mereka juga semakin terasah. Si kecil mulai bisa mencoret-coret, membangun menara dari balok, hingga makan sendiri pakai sendok dan garpu.
Sebagai orang tua, Anda bisa membantu perkembangan motorik anak tahap ini dengan menyediakan mainan edukatif seperti puzzle, plastisin, atau buku gambar.
5. Usia 3–5 Tahun
Di usia ini, anak mulai bisa mengendarai sepeda roda tiga, melompat lebih jauh, dan semakin lincah bergerak. Motorik halusnya juga semakin baik, anak bisa menggambar bentuk sederhana, menggunakan gunting, atau menyusun balok dengan lebih detail.
Untuk menstimulasi keterampilan ini, ajak anak bermain lompat tali, bermain pasir, atau melakukan aktivitas yang melatih keseimbangan.
Baca juga: Tanda-Tanda Awal Gangguan Perkembangan Motorik pada Anak
Stimulasi yang Tepat untuk Dukung Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki ritme perkembangan sendiri, tapi sebagai orang tua, kita bisa membantu mereka mencapai potensinya dengan stimulasi yang tepat. Tidak perlu yang rumit, cukup dengan aktivitas sederhana sehari-hari, seperti:
- Beri ruang untuk eksplorasi
Biarkan anak bebas bergerak, baik merangkak, berjalan, atau berlari ke sana kemari. Gerakan aktif membuat otot dan koordinasi tubuhnya semakin kuat.
- Mainan yang seru dan bermanfaat
Pilih mainan yang bisa melatih koordinasi tangan dan mata, seperti balok susun, puzzle, atau menggambar. Bukan hanya seru, tapi juga membantu perkembangan motorik anak.
- Ajak anak aktif bersama
Bermain bola, berenang, atau bersepeda bersama bisa jadi cara asyik untuk melatih motorik kasar anak. Plus, momen bonding dengan orang tua makin erat.
- Batasi gadget
Terlalu lama bermain gadget bisa membuat anak kurang gerak. Jadi, pastikan mereka lebih banyak bermain dan beraktivitas fisik agar perkembangan motoriknya tetap optimal.
Nah, sekarang Anda sudah paham tahapan perkembangan motorik anak dan cara mendukungnya, bukan? Intinya, setiap anak punya ritme tumbuh kembang yang unik, jadi yang paling penting adalah memberikan stimulasi yang sesuai dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
Tapi, jika Anda merasa si kecil membutuhkan perhatian lebih dalam perkembangannya, terutama dalam hal motorik, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan ahlinya.
Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE menyediakan layanan terapi fisioterapi yang bisa membantu anak mengoptimalkan perkembangan motoriknya, baik untuk stimulasi gerak maupun menangani keterlambatan perkembangan. Dengan didampingi fisioterapis berpengalaman, si kecil bisa lebih maksimal dalam eksplorasi dan tumbuh dengan percaya diri.
Jadi, yuk dampingi anak dalam setiap tahap perkembangan motoriknya dengan cara yang menyenangkan dan dukungan yang tepat.
Referensi
Jurnal Psikologi Perkembangan Anak, Universitas Indonesia.
WHO: Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behavior for Children.
American Academy of Pediatrics: Developmental Milestones.