Pernahkah Anda melihat anak yang tampak sangat terganggu dengan suara keras, pencahayaan terang, atau bahkan sentuhan ringan? Bisa jadi, anak tersebut mengalami hipersensitivitas sensorik. Kondisi ini bukan sekadar terlalu sensitif, tapi berkaitan dengan bagaimana otak memproses rangsangan dari lingkungan. Bagi anak-anak dengan hipersensitif, hal-hal kecil yang biasa bagi orang lain bisa terasa sangat mengganggu atau bahkan menyakitkan.
Nah, di sinilah terapi sensori hipersensitif penting. Terapi ini membantu anak menyesuaikan diri terhadap berbagai rangsangan sensorik. Tapi, sebenarnya seperti apa manfaat terapi sensori bagi anak dengan hipersensitif? Yuk, bahas lebih dalam.
Manfaat Terapi Sensori bagi Anak dengan Hipersensitif
Terapi sensori bukan sekadar aktivitas bermain biasa. Dengan pendampingan profesional, anak akan belajar beradaptasi secara perlahan terhadap hal-hal yang sebelumnya terasa mengganggu. Nah, berikut beberapa manfaat penting dari terapi sensori hipersensitif.
1. Membantu Anak Mengatur Emosi dan Respons Tubuh
Regulasi diri itu penting, apalagi untuk anak dengan kepekaan berlebih terhadap rangsangan. Anak hipersensitif seringkali mudah kaget, kesal, atau merasa tidak nyaman secara berlebihan hanya karena suara keras, sentuhan, atau pencahayaan tertentu.
Nah, melalui terapi sensori, anak dilatih untuk mengenali dan mengelola sensasi yang mereka rasakan. Aktivitasnya pun dibuat menyenangkan, seperti bermain dengan berbagai tekstur, latihan pernapasan, atau gerakan tubuh yang bisa membuat lebih tenang. Akhirnya, anak jadi lebih bisa menyesuaikan responsnya terhadap hal-hal yang biasanya membuat stres.
2. Anak Lebih Percaya Diri Saat Bersosialisasi
Tidak sedikit anak dengan hipersensitif yang merasa canggung saat bermain bersama teman. Mereka mungkin jadi enggan bersentuhan atau merasa overwhelmed saat suasana terlalu ramai atau bising.
Terapi sensori bisa membantu dalam hal ini. Dengan pendekatan yang bertahap, anak jadi lebih terbiasa dengan berbagai macam rangsangan yang sebelumnya membuat tidak nyaman. Hasilnya, mereka jadi lebih siap dan PD untuk terlibat dalam aktivitas sosial tanpa terlalu terbebani.
3. Membantu Anak Lebih Fokus dan Konsentrasi
Terbayang tidak, bagaimana rasanya belajar tapi terusik dengan suara detak jam atau cahaya lampu yang terlalu terang? Nah, bagi anak dengan hipersensitif, hal-hal kecil seperti itu bisa sangat mengganggu konsentrasi.
Untungnya, terapi sensori punya banyak teknik untuk membantu meningkatkan fokus. Mulai dari permainan keseimbangan, terapi musik, sampai aktivitas motorik yang menyenangkan. Dengan latihan yang tepat, anak bisa lebih fokus saat belajar, dan lebih mudah mengikuti instruksi dari guru maupun orang tua.
4. Menumbuhkan Kemandirian dalam Aktivitas Harian
Hal-hal sederhana seperti mengenakan baju, gosok gigi, atau makan sendiri bisa jadi tantangan besar untuk anak yang sensitif terhadap sentuhan atau tekstur tertentu. Akibatnya, mereka mungkin jadi sering minta bantuan atau menghindari aktivitas tersebut.
Melalui terapi sensori, anak diajak untuk secara perlahan terbiasa dengan sensasi-sensasi yang dulu terasa mengganggu. Misalnya, mereka bisa dilatih untuk menerima tekstur tertentu melalui permainan atau kegiatan bertahap. Seiring waktu, anak jadi lebih mandiri dan nyaman melakukan aktivitas sehari-hari.
Bagaimana Terapi Bisa Dilakukan?
Terapi sensori hipersensitif tidak harus selalu dilakukan di ruang terapi khusus. Dengan pendekatan yang tepat, beberapa metode bahkan bisa Anda lakukan di rumah. Yang penting, sesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan anak. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba:
1. Menggunakan Permainan Sensorik
Permainan jadi cara efektif untuk membantu anak mengeksplorasi berbagai sensasi dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, anak bisa bermain dengan pasir kinetik, air berwarna, atau bola sensorik yang punya berbagai tekstur.
2. Terapi dengan Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh bisa membantu anak mengatur sistem sensoriknya. Latihan seperti melompat di trampolin, berayun di ayunan, atau bermain dengan bola keseimbangan bisa memberikan rangsangan yang menenangkan bagi anak.
3. Menggunakan Teknik Stimulasi Tactile
Stimulasi tactile atau rangsangan sentuhan dapat membantu anak yang sensitif terhadap tekstur tertentu. Teknik ini melibatkan penggunaan sikat khusus, pijatan ringan, atau permainan dengan berbagai bahan seperti kapas, kain berbulu, atau karet berbintik.
4. Terapi Musik dan Suara
Banyak anak dengan hipersensitivitas mengalami kesulitan dengan suara tertentu. Suara keras atau frekuensi tertentu bisa terasa mengganggu dan menimbulkan reaksi berlebihan. Nah, terapi musik bisa membantu anak menyesuaikan diri dengan berbagai suara secara bertahap.
Intinya, setiap anak punya cara unik dalam merasakan dunia. Bagi anak dengan hipersensitif, hal-hal sederhana seperti suara keras atau sentuhan ringan bisa jadi tantangan besar. Tapi kabar baiknya, dengan terapi sensori yang tepat, anak bisa belajar mengelola sensasi tersebut dan tumbuh lebih percaya diri, fokus, dan mandiri.
Nah, untuk layanan terapi yang terpercaya, nyaman, dan ditangani oleh tenaga profesional, Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE bisa jadi pilihan tepat. Klinik RHE sudah berpengalaman sejak 2012 dan menyediakan layanan terapi sensori yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak. Ditangani oleh tim dokter, psikolog, dan terapis andal, kami siap membantu anak Anda berkembang lebih optimal, baik secara emosi, sosial, maupun motorik.
Yuk, jangan tunggu lebih lama lagi. Kunjungi Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE dan mulai langkah kecil yang berarti untuk masa depan si kecil.
Referensi
Occupational Therapy’s Role in Sensory Integration, American Occupational Therapy Association.
The Sensory Profile: User’s Manual, Dunn, W, Psychological Corporation.
Sensory Integration and the Child, Ayres, A. J, Western Psychological Services