Apakah anak Anda sering kesulitan menjelaskan apa yang mereka pikirkan? Atau justru lebih banyak diam saat diminta berpendapat? Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama jika anak belum terbiasa dilibatkan dalam percakapan aktif.
Melatih anak menyampaikan pendapat dengan berani bukan hanya membangun rasa percaya diri mereka, tetapi juga jadi bekal penting untuk kehidupan sosial dan akademik di masa depan. Lalu, bagaimana cara efektif agar anak terbiasa menyampaikan pendapat dengan baik? Yuk, kita bahas bersama.
Cara Melatih Anak Menyampaikan Pendapat
Melatih anak agar berani menyampaikan pendapat memang perlu proses dan kesabaran. Tidak bisa instan, tapi jika dilakukan dengan cara yang tepat, anak akan semakin percaya diri untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Nah, berikut ini beberapa cara simpel yang bisa orang tua coba di rumah.
1. Mulai dengan Pertanyaan Sederhana
Ajak anak berbincang dengan pertanyaan ringan setiap hari. Misalnya, “Tadi main apa di sekolah?” atau “Menurut kamu, kenapa kucing suka tidur?”
Cara ini membantu anak terbiasa menjawab dan mengolah pendapat. Pertanyaan yang terbuka juga memancing mereka untuk berpikir lebih dalam. Menurut jurnal Child Development (2018), stimulasi seperti ini meningkatkan fungsi kognitif anak usia dini.
2. Hargai Setiap Pendapat Anak
Ketika anak menyampaikan pendapat, dengarkan dengan penuh perhatian. Jangan langsung mengoreksi atau membantah. Anak yang merasa dihargai akan lebih percaya diri. Mereka juga belajar bahwa opini-nya penting. Ini akan membentuk karakter yang kuat dan berani bersuara.
3. Latih dengan Bermain Peran
Bermain peran bisa jadi media latihan yang menyenangkan untuk melatih anak menyampaikan pendapat. Anda bisa berperan sebagai pembeli, guru, atau dokter, lalu ajak anak berdialog. Anak akan belajar menyampaikan ide dalam berbagai situasi. Aktivitas ini juga meningkatkan kemampuan bahasa dan empati mereka.
4. Gunakan Cerita sebagai Media Diskusi
Setelah membaca buku atau menonton film, ajukan pertanyaan seperti, “Menurut kamu, kenapa tokohnya sedih?” atau “Apa kamu setuju dengan keputusan tokoh itu?” Ini melatih anak untuk memahami perspektif dan mengekspresikan pendapatnya. Diskusi semacam ini juga memperkaya kosa kata anak.
5. Beri Contoh dalam Kegiatan Sehari-hari
Anak meniru apa yang mereka lihat. Tunjukkan bagaimana Anda menyampaikan pendapat dengan sopan dan jelas. Misalnya saat berdiskusi di rumah, sampaikan alasan di balik pilihan Anda. Anak akan belajar bahwa menyampaikan pendapat itu hal yang wajar dan penting.
6. Ajak Anak Terlibat dalam Keputusan Kecil
Libatkan anak saat memilih menu makan malam atau menentukan kegiatan akhir pekan. Biarkan mereka mengungkapkan pilihan dan alasannya. Cara ini membuat anak merasa dihargai. Mereka juga belajar menyusun argumen dengan logis.
7. Jangan Terlalu Banyak Mengoreksi
Saat anak menyampaikan sesuatu, hindari mengkritik susunan kata atau kesalahan kecil. Fokuslah pada ide yang disampaikan. Terlalu banyak koreksi bisa membuat anak ragu berbicara. Biarkan mereka berkembang secara bertahap dengan dukungan yang hangat.
8. Sediakan Waktu Khusus untuk Mengobrol
Luangkan waktu setiap hari untuk mengobrol santai tanpa distraksi. Misalnya sebelum tidur atau saat makan malam bersama. Ritual ini mempererat hubungan dan memberi ruang aman untuk anak menyampaikan pikirannya. Semakin rutin dilakukan, anak akan makin terbuka.
Jadi, dalam melatih anak menyampaikan pendapat memang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan tentunya dukungan yang positif dari orang tua. Anda bisa membiasakan anak berbicara, mendengarkan mereka dengan sepenuh hati, serta memberikan ruang untuk berekspresi, perlahan-lahan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu mengungkapkan pikirannya dengan baik.
Nah, intinya, jangan buru-buru mengharapkan hasil instan, karena setiap langkah kecil yang Anda lakukan hari ini akan menjadi bekal besar untuk masa depan anak.
Sebagai orang tua, melatih anak sejak dini untuk bisa menyampaikan pendapat lebih baik dilakukan karena untuk membentuk kemampuan komunikasi, rasa percaya diri dan berpikiran kritis pada anak untuk pergaulannya kelak.
Jika dirasa membutuhkan pendampingan serta evaluasi lebih lanjut terkait cara menyampaikan pendapat pada anak, Anda juga bisa berkonsultasi dengan tim dokter spesialis tumbuh kembang anak di Klinik Tumbuh Kembang Anak RHE.
Referensi
Executive function: Implications for education by Zelazo, P. D., Blair, C. B., & Willoughby, M. T, Child Development, 89(1), 1–17.
How to Communicate Effectively with Your Young Child, UNICEF Parenting.
Helping Children Express Their Views, Council of Europe.